Nama : Meidiana Dwi Andyni
NPM : 55413407
Kelas :2IA14
Pembentukan Lebih Lanjut
Pembentukan lebih lanjut ialah pembentukan kata turunan
melalui proses morfologi bahasa Indonesia dengan
kata-kata serapan sebagai
bentuk dasamya. Proses pembentukan itu ada tiga macam,
yaitu pengimbuhan, pengulangan, dan pemajemukan. Pembicaraan mengenai
pembentukan lebih lanjut
sebenamya sudah dimulai ketika dibicarakan konfiks peng-an dan ke-an dengan unsur serapan sebagai kata
dasamya.
Dalam kaitannya dengan penambahan awalan meng-, peng- dan peng-an perlu diamati
apakah kata dasar yang berupa
kata serapan itu diperlakukan sama atau
berbeda dengan kata-kata yang lebih asli.
Kata-kata
yang bisa dileburkan
Kata-kata yang diawali oleh
konsonan hambatan tak
bersuara /p/,/t/,/k/, dan
geseran apiko-alveolar Isl jika mendapat awalan meng- atau
peng- fonem tersebut hilang atau luluh,
contohnya: pukul menjadi memukul
dan pemukul, tolong
menjadi menolong danpenolong, karang menjadi mengarang dan pengarang, susun menjadi
menyusun dan penyusun.
Contoh : Deny pandai mengarang
cerita pendek
Kata-kata serapan yang diawali dengan
konsonan hambatan bilabial
tak
bersuara lpl contohnya:paket,
parker, potret, piket. Jika mendapat awalan meng-
dan peng- atau peng-an, kata-kata tersebut menjadi memaketkan, memarkir;
memotret, dan memiketi; pemaketan, pemarkiran, pemotretan, pemiketan.
Contoh : Andyni sedang memotret binatang langka.
Kata-kata serapan yang diawali
dengan konsonan hambatan
apiko dental tak bersuara /ti contohnya: target, teror; terjemah, telpon. Apabila dibentuk dengan
awalan meng- menjadi menargetkan atau mentargetkan; meneror atau menteror; menerjemahkan, dan
menelpon. Jika dibentuk
denganpeng-an menjadi;penargetan
atau pentargetan, peneroran atau penteroran, penerjemahan
dan penelponan.
Contoh : penteroran penjahat sudah ditamgkap polisi.
Konsonan geseran labio-dental tak
bersuara /f/
dulu disesuaikan dengan system fonologi bahasa
Indonesia menjadi /p/. Yang sudah disesuaikan
menjadi /p/ mengalami penghilangan
atau luluh, sedang
apabila tetap /f/ mendapat sengauan yang homorgan,
yaitu /ml. Contohnya:
pikir menjadi memikirkan
dan pemikiran; fitnah menjadi memfitnah danpemfitnahan.
Contoh : Udin sedang bingung memikirkan tugasnya
yang belum selesai.
Konsonan hambatan dorso-velar
tak bersuara /kl yang mengalami kata-kata katrol, kontak, konsep,
dan keker luluh
apabila mendapat awalan meng- atau konfiks peng-an
seperti terlihat
pada: mengatrol dan pengatrolan,
mengontak dan pengontakan, mengonsep dan pengonsepan, mengeker
dan pengekeran.
Contoh :Adit sedang mengeker buruan
binatang macan.
Kata dasar serapan yang diawali oleh gugus konsonan /pr/ seperti pada prates, program, produksi, dan praktik, jika mendapat awalan meng- Ip/ tidak luluh menjadi: memprotes, memprogram, memproduksi, dan mempraktikkan. Tetapi apabila mendapat konfiks peng-an /p/-nya luluh menjadi: pemrotesan, pemrograman, pemroduksian, dan pemraktikan.
Contoh : Lulusan SMKN 2 Bogor memiliki skill pemrograman yang
sangat bagus.
Kata-kata
serapan yang diawali
dengan fonem geseran apiko-dental
tak bersuara Isl ada yang
mengalami peluluhan ada yang tidak.
Kata-kata tersebut contohnya: sample, setor; sekrup, setop. Jika mendapat
awalan meng- dan peng-an kata-kata tersebut menjadi menyampel dan penyampelan, menyetor dan penyetoran,
menyekrup dan penyekrupan, menyetop dan penyetopan.
Contoh : Rio menyetop bus di halte
bus.
Bagaimana dengan kata serapan yang diawali gugus konsonan /tr/, /kr/, dan/st/?katakata serapan yang diawali dengan gugus /kr/ contohnya: kritik, kristal, kredit, kreatifkonsonan /k/nya tidak hilang bila mendapat awalan mengmenjadi: mengkritik, mengkristal, mengkristal dan Tetapi /kl itu lebur apabila mendapat awalan peng- atau peng-an menjadi: pengritikan dan pengritik, pengristalan dan pengreditan dan pengredit.
Contoh : Dahlan adalah pengritik ekonomi
negara yang sangat ahli.
Kata-kata yang tidak bisa dileburkan
Seperti halnya pada unsur serapan yang
lain, kata-kata yang masih terasa
asing mendapat perlakuan yang berbeda, contohnya
pada kata "sinkrun" dan "sistematis", jika mendapat awalan meng-
dan peng-an menjadi mensinkrunkan dan
pensinkrunan, mensistematiskan dan pensistematisan.
Contoh : Mentri BUMN sedang mensistematiskan
keadaan apbn negara yang sedang mengalami defisit.
Kata-kata serapan
yang diawali dengan
gugus konsonan /tr/,
/st/, /ski, /sp/,
/pl/, /kl/, konsonan yang awalnya
tidak mengalami peleburan. contohnya: mentraktir, pentraktir, menstabilkan,
penstabil, penstabilan; menskalakan,
penskala, penskalaan; mensponsori, pensponsor, pensponsoran; memplester,
pemplester,pemplesteran; mengkliping, pengkliping, pengklipingan.
Kata-kata serapan tidak dapat mengalami perulangan sebagian yang berupa dwipurwa atau
dwiwasana. Pada pengulangan dengan awalan
konsonan awal pada suku ulangannya juga tidak luluh, contohnya:
mempraktis-praktisan, mengkritik-kritik, menstabil-stabilkan.
No comments:
Post a Comment