Wednesday, 22 October 2014

Pembentukan Lebih Lanjut



Nama  : Meidiana Dwi Andyni
NPM   : 55413407
Kelas   :2IA14

Pembentukan Lebih Lanjut

Pembentukan lebih lanjut ialah pembentukan kata turunan melalui proses morfologi bahasa Indonesia dengan kata-kata serapan sebagai bentuk dasamya. Proses pembentukan itu ada tiga macam, yaitu pengimbuhan, pengulangan, dan pemajemukan. Pembicaraan mengenai pembentukan lebih lanjut sebenamya sudah dimulai ketika dibicarakan konfiks peng-an dan ke-an dengan unsur serapan sebagai kata dasamya.

       Dalam kaitannya dengan penambahan awalan meng-, peng- dan peng-an perlu diamati apakah kata dasar yang berupa kata serapan itu diperlakukan sama atau berbeda dengan kata-kata yang lebih asli.


Kata-kata yang bisa dileburkan
Kata-kata  yang diawali  oleh konsonan  hambatan  tak bersuara  /p/,/t/,/k/,  dan geseran  apiko-alveolar   Isl jika mendapat awalan meng- atau peng- fonem tersebut hilang atau luluh,
contohnya: pukul menjadi memukul dan pemukul, tolong menjadi menolong danpenolong, karang menjadi mengarang dan pengarang, susun menjadi menyusun dan penyusun.
Contoh : Deny pandai mengarang cerita pendek

Kata-kata serapan yang diawali dengan konsonan hambatan bilabial tak
bersuara lpl contohnya:paket, parker, potret, piket. Jika mendapat awalan meng- dan peng- atau peng-an, kata-kata tersebut menjadi memaketkan, memarkir; memotret, dan  memiketi; pemaketan,  pemarkiran, pemotretan,  pemiketan.  
 Contoh : Andyni sedang memotret binatang langka.

Kata-kata serapan yang diawali dengan konsonan hambatan apiko dental tak bersuara /ti contohnya: target, teror; terjemah,  telpon. Apabila dibentuk dengan awalan meng- menjadi menargetkan atau mentargetkan; meneror atau menteror; menerjemahkan, dan menelpon. Jika dibentuk denganpeng-an menjadi;penargetan atau pentargetan, peneroran  atau penteroran,  penerjemahan dan penelponan.
Contoh : penteroran penjahat sudah ditamgkap polisi.

Konsonan   geseran  labio-dental   tak  bersuara   /f/ dulu  disesuaikan   dengan system  fonologi  bahasa  Indonesia  menjadi  /p/.  Yang sudah  disesuaikan  menjadi  /p/ mengalami   penghilangan   atau  luluh,  sedang  apabila  tetap  /f/ mendapat   sengauan yang  homorgan,  yaitu  /ml.  Contohnya:   pikir  menjadi  memikirkan   dan pemikiran; fitnah  menjadi memfitnah  danpemfitnahan.
 Contoh : Udin sedang bingung memikirkan tugasnya yang belum selesai.

Konsonan  hambatan  dorso-velar  tak bersuara  /kl yang mengalami  kata-kata katrol, kontak, konsep, dan keker luluh apabila mendapat  awalan meng- atau konfiks peng-an     seperti   terlihat    pada:   mengatrol    dan   pengatrolan,    mengontak    dan pengontakan,   mengonsep  dan pengonsepan,   mengeker dan pengekeran.
Contoh :Adit sedang mengeker buruan binatang macan.
   Kata  dasar  serapan  yang  diawali  oleh  gugus  konsonan   /pr/  seperti  pada prates, program, produksi,  dan praktik, jika  mendapat  awalan  meng- Ip/ tidak luluh menjadi:   memprotes,   memprogram,   memproduksi,    dan   mempraktikkan.    Tetapi apabila mendapat konfiks peng-an /p/-nya  luluh  menjadi:  pemrotesan, pemrograman,  pemroduksian,   dan pemraktikan.
Contoh : Lulusan SMKN 2 Bogor memiliki skill pemrograman yang sangat bagus.

Kata-kata   serapan  yang  diawali  dengan   fonem  geseran  apiko-dental   tak bersuara   Isl  ada  yang  mengalami   peluluhan   ada  yang  tidak.  Kata-kata   tersebut contohnya:  sample,  setor; sekrup,  setop.  Jika mendapat  awalan  meng-  dan peng-an kata-kata  tersebut menjadi  menyampel dan penyampelan,   menyetor dan penyetoran, menyekrup  dan penyekrupan,  menyetop  dan penyetopan.
Contoh : Rio menyetop bus di halte bus.

Bagaimana  dengan  kata serapan  yang diawali  gugus konsonan  /tr/,  /kr/,  dan/st/?katakata  serapan  yang  diawali  dengan  gugus  /kr/  contohnya:   kritik,  kristal, kredit, kreatifkonsonan /k/nya  tidak hilang bila mendapat  awalan  mengmenjadi: mengkritik, mengkristal, mengkristal dan  Tetapi  /kl  itu  lebur  apabila  mendapat awalan  peng- atau peng-an menjadi:  pengritikan dan pengritik,  pengristalan dan pengreditan dan pengredit.
              Contoh : Dahlan adalah pengritik ekonomi negara yang sangat ahli.


Kata-kata yang tidak bisa dileburkan

Seperti  halnya  pada  unsur  serapan  yang  lain,  kata-kata  yang  masih  terasa asing   mendapat   perlakuan   yang  berbeda,   contohnya   pada   kata  "sinkrun"    dan "sistematis", jika mendapat  awalan meng- dan peng-an  menjadi  mensinkrunkan   dan pensinkrunan,  mensistematiskan dan pensistematisan.
Contoh : Mentri BUMN sedang mensistematiskan keadaan apbn negara yang sedang mengalami defisit.


Kata-kata  serapan  yang  diawali  dengan  gugus  konsonan  /tr/,  /st/,  /ski, /sp/, /pl/, /kl/, konsonan yang awalnya tidak mengalami  peleburan. contohnya: mentraktir, pentraktir,  menstabilkan, penstabil,  penstabilan; menskalakan, penskala, penskalaan; mensponsori, pensponsor, pensponsoran; memplester, pemplester,pemplesteran; mengkliping, pengkliping, pengklipingan.

Kata-kata  serapan tidak dapat mengalami  perulangan  sebagian yang berupa dwipurwa  atau dwiwasana. Pada pengulangan   dengan  awalan  konsonan  awal pada suku ulangannya  juga  tidak luluh, contohnya:  mempraktis-praktisan, mengkritik-kritik, menstabil-stabilkan.

No comments:

Post a Comment